KOTAJAMBI — Gubernur Jambi, H. Zumi Zola,S.TP,MA berharap agar Kongres, Rapat Anggota Tahunan, dan Seminar Nasional tentang Irigasi dan Drainase menghasilkan rekomendaasi kebijakan dan solusi terhadap permasalahan irigasi dan drainase, terutama dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi Jambi dan di Indonesia.
Harapan tersebut dikemukakan oleh Zola dalam Pembukaan Kongres, Rapat Anggota Tahunan, dan Seminar Nasional tentang Irigasi dan Drainase, bertempat di Abadi Convention Center (ACC), Kota Jambi, Jum'at (10/3) malam.
Zola menyatakan, irigasi sangat penting untuk mewujudkan ketahanan pangan yang merupakan agenda nasional. Di Provinsi Jambi, lanjut Zola, terdapat 49.767 Ha lahan irigasi non rawa dan 50.340 Ha lahan irigasi rawa (total 100.107 Ha).
Zola menuturkan, lahan irigasi non rawa seluas 49.767 Ha terbagi 3 (tiga) kewenangan), yakni kewenangan Pemerintah Pusat 10.629 Ha, kewenangan provinsi 6.029 Ha, dan kewenangan kabupaten/kota 33.109 Ha. Untuk lahan irigasi rawa seluas 50.340, kewenangan Pemerintah Pusat 7.342 Ha, kewenangan provinsi 13.039 Ha, dan kewenangan kabupaten/kota 29.959 Ha.
Zola mengatakan, ada beberapa tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan, diantaranya belum optimalnya fungsi irigasi apalagi dengan banyaknya sawah tadah hujan, perubahan iklim, dan alih fungsi lahan dari lahan pertanian pangan menjadi berbagai peruntukan.
Zola mengharapkan, berbagai ide yang akan dikemukakan di kongres dan seminar nasional tentang irigasi dan drainasi dengan berbagai makalah yang akan disajikan, benar-benar bermanfaat dalam meningkatkan tata kelola irigasi dan drainase, yang selanjutnya sangat menopang dalam mewujudkan ketahanan pangan, baik di Provinsi Jambi maupun di Indonesia.
Zola sangat mengapresiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Republik Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada Provinsi Jambi sebagai tuan rumah kongres dan seminar nasional tersebut.
Selanjutnya, Zola mengajukan 6 hal kepada Menteri PU Pera yang membuka acara tersebut, dengan harapan agar Kementerian PU Pera membantu pembangunannya yaitu:Pertama, Pembangunan jalan Provinsi Jambi. Dari total 1.129 Km panjang Jalan Provinsi Jambi, kondisi mantap (baik dan sedang sekitar 75%), sisanya sekitar 25 % dalam kondisi rusak. Zola mengungkapkan untuk memperbaiki jalan rusak tersebut, dibutuhkan dana Rp1,892 triliun, sedangkan kemampuan anggaran pemerintah Provinsi Jambi dengan berbagai efisiensi anggaran dan pengoptimalan anggaran untuk membangun jalan, hanya Rp500 miliar utuk memperbaiki jalan tersebut, artinya terdapat kekurangan anggaran lebih dari Rp1,3 triliun.
Kedua, Pembangunan jalan ke Pelabuhan Muara Sabak. Ketiga,Pembangunan Jembatan Batanghari 3. Alasan pembangunan Jembatan Batanghari 3 adalah untuk mengurai kemacetan, seiring dengan semakin padatnya arus lalu lintas, serta faktor usia Jembatan Batanghari 1.
Keempat, Pembangunan Jambi Flood Control (pengendali banjir Jambi), untuk mengendalikan banjir di Jambi.Kelima, Penyediaan air baku (air bersih) terutama di dua kabupaten pesisir, yaitu Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Keenam, Revitalisasi dan penataan Danau Sipin. Danau Sipin didorong menjadi salah satu destinasi wisata di Jambi.
Selain itu, Zola menyatakaan dia senang melihat sebagian besar peserta dan yang datang dalam acara tersebut (yang laki-laki) menggunakan Lacak Jambi. Zola mengatakan, dia memang sedang mendorong penggunaan Lacak Jambi, sebagai upaya untuk melestarikan salah satu benda budaya Jambi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera), Dr.Ir.M. Basuki Hadimuljono, M.Sc menyatakan, irigasi dan drainase sangat relevanterhadap apa yang dihadapi Indonesia saaat ini, yakni perubahan iklim yang sangat mempengaruhi ketahanan pangan.
Basuki mengatakan, saat ini Indonesia tidak hanya giat-giatnya meningkatkan produksi padi, tetapi juga, jagung, cabai, dan berbagai tanaman hortikultura. Dan, bukan hanya padi yang membutuhkan irigasi, tetapi juga jagung, dan cabai, serta tanaman hortikultura lainnya, terutama yang ditanam dalam skala besar.
Ketua Indonesia National Committee on Irigation and Drainage (INACID), Muhammad Hasan mengatakan, irigasi sebagai pengguna air terbesar dituntut untuk lebih efisien, namun tetap efektif. Untuk itu, lanjut Muhammad Hasan, sangat dibutuhkan modernisasi pembaharuan penggunaan air irigasi, sehingga setiap efisiensi akan berdampak positif.
Ketua Panitia Pelaksana, Andi Sudirman menyampaian, kongres, rapat tahunan dan seminar nasional ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, INACID, Pemerintah Provinsi Jambi, Uiversitas Jambi, dan Universitas Batanghari.
Dikatakan oleh Andi Sudirman, dalam seminar nasional tentang irigasi dan drainase tersebut, terdapat 66 makalah, dari jumlah tersebut, 55 makalah akan dipresentasikan, dan 11 makalah masuk dalam sesi poster.
Walikota Jambi, H.Sy.Fasha, para akademisi terkait dari Universitas Jambi dan Universitas Batanghari, serta para undangan lainnya juga hadir dalam acara tersebut. (infojambi.com)
Penulis : Mustar Hutapea || Photografer : Agus
Baca Juga: Nasib Guru Non-PNS Terancam, Zola Akan Berjuang Mati-Matian
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com